Ada banyak cara untuk meningkatkan integrasi perbankan di Indonesia, termasuk belakangan ini, seperti B. dukungan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dan analisis data.
Bagaimana kecerdasan buatan membantu meningkatkan inklusi di bank-bank di Indonesia
Hingga 91,3 juta orang Indonesia dari 180 juta orang dewasa (sekitar 50%) tidak memiliki rekening bank, kata Deputi Gubernur Bank Sentral Doni P. Joewono Februari lalu.
Baca juga:
– Samsung AI Forum 2020, menjelajahi masa depan kecerdasan buatan
– Bukan manusia, pakaian ini dirancang oleh kecerdasan buatan
– Dirilis dengan kecerdasan buatan, ini spesifikasi Oppo A71
– Hukum pertama bot sosial dan dampak kecerdasan buatan
Fakta ini menjadi perhatian khusus Presiden Joko Widodo yang sebelumnya menetapkan target inklusi
keuangan sebesar 90% pada 2024.
Bank dan penyedia layanan keuangan tradisional menghadapi sejumlah tantangan dalam menilai kelayakan kredit dari mereka yang tidak memiliki rekening bank – dan mereka yang memiliki tetapi menggunakan lebih sedikit, serta segmen UMKM dan usaha mikro, yang merupakan 99% dari semua bisnis di Indonesia.
Metode tradisional seperti menunjukkan slip gaji, bukti pendapatan atau memeriksa riwayat kredit dan manajemen utang di masa lalu sangat sulit karena kurangnya riwayat kredit dan sebagian besar orang Indonesia tidak tercakup oleh peraturan ketenagakerjaan formal.
Meningkatnya penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan analitik data
di bank dan lembaga jasa keuangan dapat mengubah permainan.
Metode penilaian kredit alternatif, seperti Informasi seperti melihat detail transaksi online, jenis telepon yang digunakan, tagihan telepon seluler, atau tagihan utilitas dapat membantu membuat penilaian yang akurat tentang profil kredit calon peminjam.
Didukung oleh GliaStudio
Orientasi nasabah bank kini dapat dilakukan dengan mudah melalui proses Know Your Customer (eKYC) secara elektronik dibandingkan dengan cara lama dengan mengunjungi bank secara fisik dan mengirimkan/memverifikasi dokumen ID Anda.
Kemajuan teknologi AI dan teknologi optical character recognition (OCR) dapat memperdalam inklusi keuangan, khususnya di kota-kota Tier 2 dan Tier 3 di Indonesia. Dengan bantuan teknologi ini, pelanggan hanya membutuhkan smartphone dan koneksi WiFi untuk membuka rekening bank dalam waktu singkat.
Selain penggunaan kecerdasan buatan dan data besar, bank dan lembaga jasa keuangan dapat menilai dan menanggung risiko dengan lebih tepat dan mendistribusikan pinjaman dan kredit modal kerja secara bebas.
Langkah-langkah keamanan yang lebih tinggi untuk skor kredit yang lebih akurat
Beberapa bank, lembaga keuangan, dan perusahaan e-commerce di Indonesia mulai meningkatkan pengamanan dengan dukungan perusahaan seperti ADVANCE.AI (AAI), salah satu perusahaan teknologi AI terkemuka yang beroperasi di Indonesia sejak 2016. Beberapa mitra seperti Standard Chartered, Bank, GoJek, Tokopedia, Shopee, Bank Jago, Bank Mega, Bank BTPN, dan MNC Bank termasuk di antara 700+ basis kliennya.
“Pertumbuhan kewirausahaan dan UMKM di Indonesia membutuhkan solusi bisnis yang lebih sederhana namun dapat diandalkan. Indonesia memiliki potensi besar dimana bank, lembaga keuangan dan perusahaan e-commerce dapat meraih berbagai keuntungan dengan lebih terbuka untuk menyalurkan pinjaman modal kerja kepada semua pengusaha yang lebih tradisional. Penyediaan skor kredit alternatif dan penggunaan AI dan data science dapat menanggung dan mengelola risiko dan berpotensi memberikan solusi untuk membuka potensi ekonomi segmen unbanked, unbanked dan UMKM di Indonesia,” kata Ronald F. Molenaar, Country Manager Indonesia dari ADVANCE.AI.
AAI mendukung mitranya dalam proses eKYC dengan pengenalan biometrik sederhana, seperti orientasi pelanggan individu, dan menawarkan solusi manajemen penipuan yang komprehensif untuk mengurangi penipuan dan mengotentikasi identitas asli dan pelanggan secara digital.
Salah satu teknologi KYC AAI adalah sistem optical character recognition (OCR) dengan tingkat akurasi 99%, yang dihubungkan dengan fungsi liveness detection untuk memastikan bahwa profil orang yang ingin melakukan transaksi sesuai dengan identitas yang terdaftar. Pencocokan wajah ini didahului dengan penggunaan teknologi penilaian pencocokan wajah, dimana profil nasabah yang terdaftar dicocokkan dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada tahap orientasi nasabah.
Baru-baru ini, AAI mengumumkan kemitraan strategis dengan Digital Spirit of the Nation (SDB), penyedia pemeriksa kredit inovatif (ICS) berbasis e-commerce, yang terhubung dengan raksasa e-commerce Indonesia Tokopedia.
Baca Juga :